Minggu, 24 Februari 2013

Learn From The Experts Series

----- Sebagai variasi , maka untuk beberapa postingan mendatang , saya akan mencoba share tulisan-tulisan yang saya kutip dari berbagai sumber, sebagai bahan yang mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Hal ini ditujukan terutama bagi mahasiswa/i yang saya ajar. Diskusi lebih lanjut dapat dilakukan. ------

Risiko likuiditas

Risiko likuiditas Pada saat air menyurut,
batu-batu mulai terlihat
(Pepatah Jepang)

Kas bukan hanya raja, tapi air bagi kehidupan perusahaan. Pepatah dari Negeri Samurai di atas mengungkap sejumlah hal penting.

Pertama, saat kas (air) menyurut, masalah (batu) mulai terlihat di perusahaan. Kesulitan kas menurunkan kredibilitas perusahaan. Padahal, pemasok, bank, dan kreditur yang lain, memberi pinjaman karena percaya perusahaan mampu membayar.

Pembeli memilih produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan karena ingin mendapat nilai jangka panjang. Apa yang terjadi jika perusahaan kehilangan semua kepercayaan itu?  Kepercayaan yang semula dinikmati begitu saja tiba-tiba menjadi langka dan menimbulkan masalah.

Kedua, bisa jadi penambahan batu menyebabkan air (kas) tampak naik. Yang terakhir bisa dianalogikan dengan keputusan perusahaan untuk menambah utang, yang bisa diibaratkan tambahan batu dalam air.

Utang menambah likuiditas, tapi perusahaan harus cermat menjaga kas untuk melunasi bunga dan pokok pinjaman. Jika tidak, dengan cepat, perusahaan terperangkap dalam kesulitan keuangan.


Krisis likuiditas

Berbagai masalah perusahaan yang tidak teratasi dapat mengakibatkan serangkaian risiko yang lain. Akibat dari risiko-risiko tersebut, sangat mungkin, berhubungan erat dengan risiko likuiditas.

Likuiditas mengacu ke kemampuan perusahaan untuk menyediakan kas untuk melunasi kewajiban di saat jatuh tempo. Risiko likuiditas adalah risiko ketidaktersediaan kas pada saat yang dibutuhkan dengan biaya yang wajar.

Sebagai contoh, perusahaan memilih berutang untuk membiayai investasinya. Jika penjualan menurun atau kegiatan operasi perusahaan terlambat, karena, misalkan, demonstrasi pekerjanya, maka perusahaan bisa terhadang sederet risiko. Rangkaian risiko itu bisa dimulai dari risiko keuangan, risiko operasional, dan berakhir dengan risiko likuiditas. Kejadian demi kejadian, yang tidak diantisipasi dengan baik, akhirnya, berubah menjadi krisis likuiditas. Perusahaan  tidak mampu melunasi kewajibannya, hingga, akhirnya, harus kehabisan kas.

Ilustrasi tersebut mengungkapkan bahwa krisis likuiditas tidak hanya menjadi tanggungjawab orang keuangan, tapi banyak pihak. Pengelolaan risiko yang buruk merupakan penyebab krisis kas tersebut.

Jadi, perusahaan perlu mengantisipasi di setiap bagian perusahaan dan tidak hanya bereaksi jika krisis likuiditas sudah terjadi!

Langkah-langkah pengelolaan risiko, seperti mengidentifikasi, mengestimasi, dan memitigasi risiko perlu dilakukan. Tujuannya adalah meminimumkan biaya atas efek buruk yang muncul akibat kekurangan kas.


Pengelolaan likuiditas

Kas berbeda dengan laba akuntansi yang dilaporkan. Meski tidak mencetak untung, perusahaan masih bisa bertahan hidup, selama mampu mengelola kasnya. Umumnya cara mengelola likuiditas dapat dilihat dari pengelolaan sisi kiri dan kanan neraca.

Untuk perusahaan sehat, sekelas Unilever Indonesia, target negatif net working capital (NWC) memang memungkinkan. Konsep NWC adalah selisih harta lancar dan utang lancar.

Negatif NWC berarti pendanaan yang diberikan pemasok melampaui nilai aset lancar perusahaan, seperti kas, piutang, dan persediaan. Perusahaan dapat menikmati pendanaan gratis dari pemasok. Reputasi perusahaan yang dibangun bertahun-tahun menyebabkan pemasok mau memberi termin pembayaran yang panjang dan berefek positif bagi kas perusahaan.

Secara umum, pengelola kas harus memiliki semangat collect fast, pay late. “Tagihlah secepat mungkin, bayarlah selambat mungkin.” Tentu, implementasinya harus dalam batas ketentuan pembayaran yang ada dan tidak merusak kredibilitas perusahaan dalam jangka panjang.

Secara operasional, perusahaan perlu terus memikirkan bagaimana piutang lebih cepat terbayar dan bagaimana pemasok mau memberi termin pelunasan yang lebih panjang.

Pada perusahaan yang sedang mengalami masa sulit kas, pendanaan menjadi lebih mahal, jika pemasok meragukan kemampuan bayarnya. Negosiasi seperti mendapatkan termin pembayaran yang sama, tetapi jumlah barang yang dikirim berkurang, bisa dilihat pemasok sebagai cara untuk mengurangi risiko kreditnya.

Konsekuensi dari negosiasi ini adalah pengiriman barang yang lebih sering. Jika masih memungkinkan, pendanaan berdasarkan jaminan harta (asset-based loans) dari bank maupun kreditur lain dapat dicoba dengan konsekuensi biaya yang lebih mahal.

Jika dari sisi kanan neraca (pendanaan) tidak memungkinkan lagi digunakan, perusahaan harus mulai memikirkan sisi kiri neraca seperti adakah investasi perusahaan yang tidak digunakan secara maksimum? Apakah perusahaan memiliki terlalu banyak harta yang berkinerja buruk?

Jika memang ada, penjualan sebagian dari bisnis merupakan alternatif mendapatkan kas. Perusahaan bisa menjadi sehat kembali dengan skala lebih kecil.

Rabu, 20 Februari 2013

Anak "Luar Biasa"

Luar biasa -- adalah padanan kata yang merujuk ke makna ; sesuatu yang diluar kebiasaan , dengan kata lain artinya : bukan sesuatu yang biasa. Kebiasaan kita saat menggunakan kata "luar biasa" adalah untuk hal - hal yang superior (diluar batas biasa yang positif).
Ketika ada seorang anak kelas I SD yang mampu menghafal materi pelajaran untuk kelas VI SD , maka si anak kemudian dikatakan anak "luar biasa". Extraordinary kid.

Walaupun tidak salah, tetapi ketika ada anak yang tidak biasa atau dengan kata lain tidak anak seperti biasanya, dimana maknanya adalah negatif / inferior -- maka kita tidak menggunakan kata "luar biasa" , tetapi anak yang kekurangan/cacat atau kata lainnya.
Lalu kalau demikian, mengapa ada Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk kategori anak-anak yang seperti itu ?

Pertanyaan yang kemudian terjawab pada pagi hari tadi , saat saya mengetahui bagaimana seorang anak yang harusnya sudah duduk di bangku SMP (demikian kata ibunya) ternyata masih memakai pakaian SD. Luar biasa. Sesuatu yang tidak biasa.

Apa yang kemudian membuat saya yakin untuk juga mengatakan si anak adalah anak yang luar biasa adalah SEMANGAT si anak untuk mau belajar. Meskipun seperti menderita sesuatu penyakit tetapi si anak sepertinya tidak sabar untuk berangkat ke sekolah.
Si ibu juga bercerita tentang bagaimana setelah sekolahnya yang lama "menyerah" akan "keluarbiasaan" si anak, maka si anak tetap minta disekolahkan. Maka kemudian masuklah ke Sekolah Luar Biasa.

Semangat untuk belajar, bersosialisasi, bermain, dan mendapatkan hal yang baru merupakan hal yang LUAR BIASA dari seorang yang menderita kekurangan.
Merasakan bahwa "kekurangan" bukanlah hal yang menghalangi untuk belajar merupakan hal yang LUAR BIASA.
Orangtuanya yang dengan sabar membimbing dan menuruti semangat si anak juga hal yang LUAR BIASA.


Extraordinary...
Semoga rasa syukur dan kepedulian kita senantiasa ada..

Sabtu, 16 Februari 2013

ZRM : Features For Life

Saya yakin, hampir semua pembaca pernah menggunakan aplikasi yang berkaitan dengan gambar/object. Entah itu image processor, viewer, atau aplikasi lain yang memiliki fitur-fitur  image viewer, yaitu fitur  ; zooming , rotate , dan mirror (ZRM)

Zooming kita gunakan saat kita ingin melihat lebih dekat (zoom in) atau lebih jauh (zoom out) , rotate merupakan fitur untuk merubah posisi image/object pada sudut-sudut yang dikehendaki. Serta mirror berfungsi membalikkan (cermin) gambar yang dimaksud.

Dengan inspirasi ketiga fitur diatas, maka saya mencoba sharing tentang bagaimana mengaplikasikan manfaat "fitur-fitur" tersebut dalam kehidupan yang kita jalani.

Hidup yang dialami oleh masing-masing diri, pada saat-saat tertentu akan mengalami permasalahan (problems) atau mengetahui adanya permasalahan (problems) yang dihadapi oleh yang lain. pada saat permasalahan datang, maka mari kita coba gunakan fitur ZRM.

Selama ini , ketika sebuah permasalahan datang, maka sudut pandang kita cenderung TAK BERUBAH pada permasalahan tersebut. Sehingga lupa akan alternatif-alternatif pemecahan masalah lainnya atau hanya menyelesaikan symptom, bukan akar masalahnya.
Dengan menggunakan cara kerja fitur ZOOMING, maka alangkah arifnya jika kemudian permasalahan tersebut kita teropong LEBIH DALAM (zoom in), agar menemukan INTI persoalan yang sebenarnya. Atau dengan zoom out, kita mencoba melihat persoalan itu lebih "jauh" -- agar kita mampu menemukan "hal-hal" lain yang mungkin tertutup selama ini.

Fitur Rotate kita gunakan untuk memberikan berbagai point of view. Jika zooming tidak merubah posisi OBJECT (dalam hal ini adalah permasalahan), maka Rotate akan memudahkan kita "memutar-mutar" apa yang kita hadapi untuk melihat secara lebih komprehensif.
Hal ini karena sebuah persoalan terkadang harus di "jungkir balikkan" dulu, agar kita dapat melihat celah mana yang dapat digunakan untuk menyelesaikannya.

Mirror merupakan upaya untuk merefleksikan diri kita, seandainya "persoalan" itu tidak terpecahkan. Apa jadinya diri kita jika selalu dalam kondisi bermasalah ? Sehingga hal ini akan memotivasi dalam pencarian penyelesaian yang sebaik-baiknya.

Seandainya fitur ZRM ini digunakan untuk "meneropong" persoalan saudara - saudara kita, maka zooming dan rotate akan mampu membuat kita "mencarikan" penyelesaian masalahnya dengan totalitas, dan mirror memposisikan kita pada pihak yang EMPATI terhadap persoalan yang dihadapinya.

Saya percaya anda punya kemampuan untuk melakukan ZRM terhadap setiap hal yang anda hadapi dan temui.

Selasa, 12 Februari 2013

Layang Layang

Layang-layang bagi sebagian orang mungkin dianggap sebagai permainan anak-anak. Sehingga katanya, istilah alay, adalah akronim dari anak layangan. Bagi sebagian lagi, mungkin menganggap permainan layang-layang tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga untuk orang dewasa.
Oleh karena itu, ketika ada perlombaan layang-layang, maka berbondong-bondonglah orang mengikutinya, dari segala usia, anak-anak sampai dewasa.

Hal yang akan saya bagi adalah filosofi permainan layang-layang, yang mungkin ada sebagian pembaca yang telah mengetahuinya. Sebuah filosofi yang yang dapat kita aplikasikan dalam kehidupan ini.

1.  Layang-layang yang dibuat oleh pecinta layangan, adalah layang-layang yang bahan pembuatnya adalah bambu pilihan dan kertas yang tahan robek serta bahan-bahan lainnya , yang tidak asal pakai. Hal ini agar, layangan dapat "terbang" dengan indah di angkasa.
Makna yang ada adalah : Ketika kita ingin menghasilkan sesuatu, maka PILIH BETUL bahan-bahan yang akan dipakai.

2. Layang-layang HARUS SEIMBANG , jika tidak maka ia tidak akan mampu "mengangkasa" .
Maknanya : HIDUP mestilah seimbang lahir dan bathin, dunia dan akhirat. Sebaik-baik umat adalah yang pertengahan. Artinya kita menghindari hal-hal yang ekstrem dalam menjalani kehidupan.

3. Layang-layang saat ingin dinaikkan, membutuhkan bantuan seseorang untuk meninggikannya.
Maknanya : KIta tidak mungkin hidup sendirian di dunia ini. Kita adalah makhluk sosial, makhluk yang membutuhkan bantuan orang lain. Sehingga dengan menyadari hal tersebut, maka kita akan menjauhi sifat angkuh dan merasa bisa sendiri.

4. Layang-layang ketika "diatas" akan menghadapi angin, yang terkadang lunak, keras, berubah tiba-tiba, bahkan mungkin saja rintik hujan yang datang tanpa terduga.
Maknanya : dalam hidup ini kita mesti siap menghadapi apa pun tantangan yang ada. Jangan mengenal istilah menyerah. Sekali layang-layang naik, maka "risiko" yang akan dihadapi mestilah SIAP dihadapi.

5. Ada kalanya angin kencang, maka saat itulah kita tidak MENARIK benangnya . Artinya kita mesti mengulur benang. Disaaat angin lunak, maka saat itulah kita menarik benang.
Maknanya : Kita mesti paham sesuatu yang kita hadapi. Saat ada lawan bicara yang keras, kita tidak menghadapinya dengan keras juga. Karena kalau angin keras dilawan keras (tarikan benang) maka layangan akan putus. Atau secara sederhanya, penyelesaian masalah tidak akan bisa diperoleh, jika kita juga KERAS.

Tetapi disaat angin lunak, maka kita perlu menarik benang. Saat ada sesuatu yang lembek/tak jelas, maka perlu KETEGASAN, agar solusi dapat diperoleh.

6. Layang-layang, jika tidak putus, maka akan kembali ditarik "pulang".
Maknanya : dalam menjalankan sebuah "mission" apa pun hasilnya, maka mestilah kembali PULANG untuk kemudian di evaluasi.
Jika layang-layang tersebut putus, apakah karena angin yang keras atau "sambaran" layang-layang lain, maka ada dua ha yang bisa dilakukan :
a. Mengejarnya-- untuk kemudian dipakai lagi.
b. Mengikhlaskannya -- untuk kemudian dibuat yang baru.

Apa pun yang dipilih, maka risiko mesti siap untuk dihadapi.

Hidup ibarat main layang-layang.
Bermainlah yang cantik, cerdas, dan penuh keikhlasan.

Minggu, 10 Februari 2013

3

Dalam budaya Minangkabau (atau mungkin juga budaya lain), ada beberapa filosofi yang memakai angka 3 (tigo dalam bhs. Minang). Yaitu ;
Tungku tigo sajarangan , dan tigo sapilin .Secara umum , makna dari kedua filosofi diatas adalah, bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam kehidupan bermasyarakat , maka peranan dan sinergi 3 pihak -- alim ulama, cerdik pandai, dan ninik mamak , menjadi faktor utama.

Kita tidak bercerita dalam konteks adat, tapi saya ingin mencoba menganalogikan filosofi 3 tersebut pada sisi yang lain.

Pembaca mungkin pernah mendengar ada ungkapan : MIND , BODY , and SOUL , atau dalam ranah pendidikan ada istilah 3 ranah ; KOGNITIF, AFEKTIF, dan PSIKOMOTORIK , atau antara NIAT, ILMU, AMAL , dan konsep-konsep lainnya yang merujuk kepada 3 (tiga) hal yang mesti sejalan seiring (sinergi).

Ketika pikiran (mind) telah diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan, hati/perasaan (soul) telah penuh keikhlasan dan niat baik, maka dibutuhkan kekuatan tubuh/fisik (body) untuk mengaktualisasikan hal-hal yang menjadi pemikiran dan keyakinan tersebut.

Ketika ranah pemikiran (kognitif) telah diisi , maka ranah perasaan/hati (afektif) juga mesti dikuatkan, serta ranah ketrampilan (psikomotorik) diasah dan dilatih, agar kualitas anak didik betul-betul mumpuni.

Ketika kita telah memiliki NIAT untuk berbuat baik, maka kita mesti memiliki ILMU untuk itu, dan betul-betul melakukan AMAL atas apa yang telah diketahui tersebut.

Sederhananya, saya ingin mengingatkan kita untuk MEMBERI PERHATIAN ke seluruh aspek yang mendukung keberhasilan/kesuksesan. Jangan abai terhadap kebutuhan salah satu aspek, karena akan melemahkan dan menurunkan hasil/kualitas capaian.



Selasa, 05 Februari 2013

Semangat Alif Untuk Hari-Hari Yang Kita Lalui

Tokoh Alif, bagi mereka yang telah menikmati novel karya penulis dari ranah Minang, A. Fuadi, tentu sudah tidak asing lagi. Seorang anak yang jebolan Pondok Madani (dalam dunia nyatanya adalah : Pondok Pesantren Modern Gontor) yang kemudian kuliah di HI Unpad dan menjalani hari-hari yang penuh warna sehingga sampai ke luar negeri, dan seterusnya. Novel yang menurut saya semi-fiksi itu (karena saya yakin diambil sebagian dari kisah hidup sang penulis) akan berlanjut ke novel ke-tiga , karena dari awal novel tersebut memang sudah direncanakan sebagai trilogi.

Mungkin saya termasuk yang sedikit telat mengikuti kelanjutan "hidup" Alif, tetapi lebih baik telat daripada tidak. Maka saran saya, jika anda belum menikmati jalinan ceritanya, dan anda  memang suka membaca serta punya waktu, baiknya meluangkan waktu untuk menikmati salah satu karya terbaik anak bangsa di bidang tulis menulis ini (national best-seller). Ini bukan promosi, karena saya tidak dapat bayaran apa pun. Cuma sekedar menginformasikan.

Banyak pelajaran yang dapat kita ambil ketika kita membaca sebuah buku yang berkualitas. Dalam novel kedua trilogi karangan A. Fuadi, judulnya Ranah 3 Warna, maka ada ketiga "mantra" yang  memotivasi Alif, dan saya yakin juga --Insya Allah--bagi kita semua, tergabung dalam satu halaman. Lengkapnya :

                          man jadda wajada : siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses

                          man shabara zhafira : siapa yang bersabar akan beruntung

                          man sara ala darbi washala : siapa yang berjalan di jalannya akan sampai ke tujuan

 [trilogi Negeri 5 Menara, karangan A. Fuadi , buku kedua : Ranah 3 Warna, hal. 132 -- Gramedia Pustaka Utama)

Ketika sebuah peribahasa kita maknai hanya sebagai jalinan kata yang membentuk sebuah kalimat, maka peribahasa tersebut mungkin akan cepat terlupakan. Ketika peribahasa itu hanya diingat sebagai permainan rima dan irama, maka peribahasa itu pun akan kehilangan ruhnya.
Tetapi ketika peribahasa tersebut benar-benar kita hayati dan pahami dengan baik, maka Insya Allah, peribahasa tersebut akan dapat memberi motivasi bagi kita.

Peribahasa berbahasa arab yang ada dalam novel-novel diatas adalah peribahasa yang sangat POWERFUL, maka ketika kita menghayati dan memahaminya dengan sebaik-baiknya, maka ia akan menjadi "kapsul" semangat bagi kita saat menjalani kehidupan kita.

[Terkhusus bagi mahasiswa UNP yang minggu ini merupakan minggu pertama perkuliahan di semester genap (Tahun Ajaran 2012/2013), maka mari jadikan semangat Alif untuk mengawali kehidupan di kampus yang tercinta]

Insya Allah..

Minggu, 03 Februari 2013

Syukur Minggu Pagi

Bagi pembaca yang telah melakukan aktivitas "sehat dan menyehatkan" pada waktu pagi di hari Minggu, mungkin postingan saya kali ini tidak begitu istimewa. Tetapi sekedar mengingat-ingatkan kita, mudah-mudahan postingan ini bisa memberikan manfaat.
Seandainya pembaca belum melakukan aktivitas "sehat dan menyehatkan" itu, maka ada rasa optimis kalau tulisan ini akan dapat memberikan "efek samping" yang positif.

Jika saya, mungkin memang belum rutin melakukannya, tetapi sudah beberapa pekan ini mencoba untuk "istiqamah" melakukan aktivitas yang kemudian saya maknai sebagai tanda syukur kepada Allah SWT.

Waktu di hari minggu (pagi) merupakan suatu masa dimana bisa memberi banyak makna dan manfaat bagi masing-masing orang. Mereka yang pada malam Minggunya "begadang" maka Minggu pagi adalah saat untuk memperpanjang durasi tidur yang berkurang akibat aktivitas pada malam sebelumnya.
Mereka yang tidak ada melakukan apa-apa pada malam Minggunya, terkadang juga memanfaatkan minggu pagi untuk "menambah" durasi tidur atau sedikit lebih santai.
Bagi yang terbiasa beraktivitas, maka minggu pagi mungkin tidak akan berbeda jauh dengan waktu-waktu lainnya, tetap beraktivitas seperti biasa.
Bagi yang non muslim, mungkin minggu pagi adalah saat untuk bersiap-siap untuk "sembahyang".
Masih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang dapat berlaku.

Hal yang akan saya bahas, sekedar berbagi pengalaman, adalah MELAKUKAN AKTIVITAS "BERKERINGAT" untuk memberikan kesempatan tubuh dan anggota tubuh bergerak-gerak, berolahraga atau sejenisnya.
Aktivitas yang dilakukan setelah sholat subuh dan minum teh untuk mengganjal perut yang kosong.

Pembaca yang berbahagia..

Bagi kita di Indonesia, hari Minggu adalah hari dimana sekolah/kantor LIBUR. Dengan kondisi tersebut, maka anak-anak dan orangtuanya akan dapat bersama-sama.
Sehingga, bagi saya dan mungkin juga pembaca yang lain, begitu terasa kualitasnya.

Lalu, mengapa judul yang saya beri adalah syukur minggu pagi ?
Apakah syukur hanya dilakukan pada waktu tersebut ? TENTU TIDAK !
Syukur harus dilakukan sepanjang waktu, karena nikmat dari Tuhan juga senantiasa kita terima sepanjang waktu. Kita sadari atau tidak !

Syukur di Minggu pagi merupakan perwujudan atas nikmat yang kita peroleh saat kita dapat berolahraga bersama keluarga, memberikan kesempatan tubuh kita untuk disehatkan, dan kesempatan untuk memuji kebesaran Tuhan melalui alam semesta yang diciptakanNya.

Saya tidak mengatakan , mereka yang hanya tidur-tiduran di Minggu pagi , adalah mereka yang tidak bersyukur. Terlalu sekali kalau saya memberi cap seperti itu !
Saya tidak dalam kapasitas menghakimi. Saya hanya mencoba berbagi..alangkah indahnya waktu di minggu pagi.

Udara yang masih bersih. Tubuh yang bersemangat. Niat yang bersih untuk menjaga kesehatan tubuh.
Kebersamaan. Keindahan. Rasa Syukur yang mendalam.

Alhamdulillah..
Segala Puji Bagi Tuhan Semesta Alam.

Sabtu, 02 Februari 2013

Just Sharing !


Mengisi kekosongan postingan , maka saya kutip sebuah materi pemberitaan  yang diambil dari harian detik pagi 2/2/2013
Mudah-mudahan ada manfaatnya
Salam,