Keberhasilan iklan sebuah produk minuman serbuk yang dapat kita saksikan di televisi, membuat kita cukup familiar dengan kalimat "Jeruk makan Jeruk" . Sehingga tanpa disadari, kita pun memakainya dalam kehidupan sehari-hari. Ketika ada sebuah peristiwa dimana antara pelaku dan korbannya tergolong sama (satu jenis/pihak) , maka kemudian kita berkata ; "masa' jeruk makan jeruk ?" -- sebagai wujud keheranan kita akan kejadian tersebut.
Saya tidak akan membahas jeruknya, saya juga tidak akan mengulas tentang produk atau perusahaan yang beriklan tersebut. Saya akan berbagi dengan pembaca berkaitan dengan dibalik makna kalimat "jeruk makan jeruk" (beyond that sentence).Mengapa kemudian kita maknai kalimat "jeruk makan jeruk" sebagai sesuatu yang negatif ?! , maka alasannya menurut saya adalah:
1.Sesama makhluk Tuhan, maka merupakan hal yang sudah fitrahnya diantara sesama makhluk tersebut terdapat upaya untuk saling menjaga dan melindungi. Dikarenakan Tuhan menciptakan manusia untuk saling kenal mengenal dan saling menjadi rahmat untuk yang lain (karena tidak ada satu pun ayat yang membenarkan pembunuhan, perampokan, dan tindakan negatif lainnya!). Jeruk vs Jeruk hanyalah contoh representasi makhluk lainnya. Kita bisa menggantinya harimau makan harimau , tupai makan tupai , atau manusia makan manusia.
Tidak etis dan sangat "barbar" ketika kita mengetahui ada "manusia makan manusia" atau yang lebih ekstrem lagi "orangtua MAKAN anaknya" [MAKAN disini bisa diartikan memperdagangkan anaknya, menzinahi anaknya, dan lain-lain , na'udzubillahiminzalik !]
2. Homo homini lupus -- atau diartikan sebagai manusia adalah serigala bagi manusia lainnya -- adalah kalimat yang menegaskan bahwa MANUSIA akan bisa menjadi predator atau peMAKAN MANUSIA, jika melupakan fitrahnya tadi sebagai makhluk yang diutus menjadi khalifah di muka bumi. Harimau saja atau makhluk lainnya -- rasanya sangat jarang atau mungkin tidak pernah untuk memangsa anaknya sendiri, mengabaikan anaknya. Tetapi manusia terkadang melakukannya. Bukan hanya satu atau dua kasus, tetapi banyak !
3. Ketika "jeruk makan jeruk" maka hal tersebut akan merusak rantai makanan -- chain of food. Jangan pembaca kemudian mengartikan secara harfiah, tetapi dalam kehidupan ini ada peran dan tanggung jawab masing-masing, sebagaimana yang kita ketahui dalam level sebuah rantai makanan. Jeruk makan jeruk akan merusak SISTEM , untuk itu kita tentu memahami alasan jeruk makan jeruk merupakan sebuah kesalahan !
4. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang diberikan amanah untuk menjadi khalifatulardh (khalifah diatas bumi) mestinya tidak MEMAKAN KAUMNYA SENDIRI -- bahkan bergunjing diibaratkan seperti MEMAKAN BANGKAI SAUDARA nya sendiri. Hal yang terlarang !
Poinnya >> : manusia jangan makan manusia . Jeruk jangan makan jeruk !
Dengan beberapa poin diatas, yang saya yakin pembaca memiliki versi lain yang lebih baik, merupakan penolakan terhadap fenomena yang kita lihat saat ini, dimana para oknum pejabat/penguasa "MEMAKAN" rakyatnya dengan melakukan KORUPSI uang rakyat , tidak melaksanakan amanah yang telah diberikan rakyat, dan kasus lainnya (seperti : orangtua menjual anaknya, guru menghajar muridnya--bukan mengajar--) merupakan "JERUK MAKAN JERUK" dan itu SALAH !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar