Dikisahkan terdapatlah sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang tidak dikarunia pewaris tahta (putra mahkota). Dengan kondisi yang semakin menua, maka sang raja setelah mendiskusikannya dengan sang permaisuri serta orang-orang terdekatnya, memutuskan untuk mengadakan sayembara untuk memperoleh sang pewaris tahta,
Seantero kerajaan kemudian mengetahui akan sayembara tersebut. Dari berbagai penjuru kerajaan, berbondong-bondonglah para pemuda dan pria paruh baya mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi pemilihan calon pewaris tahta kerajaan.Setelah satu pekan menerima pendaftaraan, akhirnya terkumpullah ratusan pelamar dengan berbagai latar belakang.
Proses seleksi pun dilakukan. Mulai dari persyaratan umur, kebugaran, keahlian diplomasi, sampai keahlian bertempur pun menjadi kriteria yang harus dipenuhi oleh mereka yang ingin menjadi "raja" tersebut. Sehingga setelah berbagai proses yang melelahkan itu dilakukan, raja dan team penyeleksi, memperoleh 3 (tiga) kandidat terakhir yang lulus seluruh kriteria yang ditentukan.Ketiganya berusia muda, berbadan sehat tegap, jago diplomasi dan sama-sama menunjukkan kemampuan berperang yang mumpuni.
Untuk menentukan siapa diantara ketiga calon tersebut yang akan menjadi penggantinya, sang raja pun memberikan pengujian terakhir.
"Pada ujian terakhir ini, kalian akan melakukan dua hal" kata raja dihadapan khalayak kerajaan. "Pertama, kalian akan diberi benih tanaman dan dalam waktu satu pekan, siapa yang benihnya paling subur tumbuhnya, dia yang akan dinyatakan pemenang" sang raja kemudian memerintahkan seorang panglimanya membawa sekantung benih (biji-bijian) yang kemudian meminta ketiga kandidat mengambil sendiri benih yang ada. Ketiga kandidat (kita sebut dengan kandidat A, kandidat B, dan kandidat C) kemudian masing-masing mengambil beberapa biji benih.
"Kedua, kalian akan diberi seekor ayam, yang harus kalian sembelih. Tetapi kalian harus menyembelihnya di tempat yang betul betul sepi dan hanya diri kalian sendiri yang ada di situ. Carilah tempat tersebut, dan dalam waktu sepekan kedepan, bersamaan dengan kalian membawa benih yang kalian tanam, kembalilah ke kerajaan. Biar saya dan orang-orang menyaksikan siapa yang layak jadi raja"
"Siap paduka !" ketiga kandidat kemudian membawa seekor ayam dan benih yang telah dikantongi dengan diiringi gemuruh orang-orang yang berkumpul di alun-alun kerajaan.
Sepekan kemudian..
Di alun-alun kerajaan telah berkumpul banyak orang. Raja, permaisuri, para patih dan hulubalang, serta prajurit kerajaan menunggu kedatangan para kandidat. Tidak lama kemudian dari arah pintu gerbang masuklah ketiga kandidat diiringi tepuk tangan khalayak banyak.
Kandidat A membawa sebuah pot yang didalamnya terlihat sebuah tanaman yang baru mulai membesar. Dia juga membawa seekor ayam yang telah mati tersembelih.
Kandidat B membawa pot yang tidak terlihat tanamannya, dan seekor ayam yang telah disembelih.
Kandidat C membawa pot yang juga masih tidak ada tanamannya, dan seekor ayam yang masih hidup !
Orang-orang ada yang tertawa melihat mereka. Ada yang bertepuk tangan. Ada yang geleng-geleng kepala. Ada yang terlihat bingung. Berbagai ekspresi pun muncul. Demikian juga para petinggi kerajaan, mereka penasaran apa yang akan terjadi. Tetapi melihat ketiga kandidat, banyak yang yakin pemenangnya adalah kandidat A.
Sang raja kemudian berdiri dan semua yang berkumpul pun kemudian diam. Suasana senyap dan khidmat terasa sekali.
"Rakyatku, hari ini kita telah menyaksikan akhir dari sayembara yang diadakan untuk mencari penerusku. Aku ingin penerusku nanti atau raja kalian adalah orang yang terbaik diantara yang baik. Yang betul-betul teruji kemampuannya. Setelah berbagai proses dilewati, Aku akan umumkan siapa yang akan jadi penggantiku" raja sembari berjalan mendekati para kandidat.
Perasaan ketiga kandidat berbeda-beda. Kandidat A merasa yakin menang setelah melihat pesaingnya sepertinya gagal. Kandidat B masih merasa punya harapan, sementara kandidat C dengan tenang menunggu yang akan terjadi.
Raja kemudian berkata,
" Kandidat A, kamu betul-betul tidak tahu malu. Beraninya kamu membohongi Aku dan rakyatku. Kamu pun ternyata tidak memiliki kearifan" . Semua orang kaget. Kandidat A tertunduk.
"Kandidat B, kamu memang masih memiliki kejujuran, namun masih kurang arif"
"Kandidat C, kamu lah yang akan menggantikanku!"
Semua orang penasaran dan suara bak kerumunan lebah terdengar yang kemudian senyap begitu raja berkata lagi:
"Rakyatku kalian tentu penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Perlu Aku beritahu bahwa benih/biji-bijian yang harus mereka tanam itu telah direbus terlebih dahulu. Sehingga mematikan benih tersebut. Tidak ada kemungkinan tumbuh ! Kalau kandidat A bisa menumbuhkannya, dia pasti menukar benih itu dengan yang lain.
Sedangkan mengenai kenapa kandidat C tidak menyembelih ayamnya, mari kita dengar bersama".
"Ma'af paduka" kata kandidat C , "saya tidak bisa melaksanakan perintah menyembelih ayamnya, karena saya sudah berusaha mencari tempat yang sepi. Sepekan saya mencari tempat seperti itu, gunung telah saya daki, lembah saya turuni, ke gua, hutan, dan lainnya tetap saya tidak sendiri. Mungkin sepi, gelap, tetapi saya yakin Tuhan pasti melihat! Jadi kalau paduka mengatakan bahwa saya harus menyembelih dimana harus yakin hanya ada saya disitu, saya tidak bisa karena selalu ada yang melihat, Tuhan!"
Bergemuruh tepuk tangan dan semuanya merasa kandidat C memang pantas menang dan menjadi raja mereka.
Pembaca yang berbahagia..
Cerita diatas hanya lah sebuah metafora mengenai bagaimana kita seharusnya bersikap. KEJUJURAN dan KEYAKINAN akan kehadiran Tuhan di setiap saat merupakan prinsip dan konsep yang harus kita miliki.
Betapa banyak raja (atau calon-calon raja) tidak memiliki kedua hal tersebut. Mereka hanya berpikir sempit, picik, dan menghalalkan segala cara untuk memperoleh sesuatu.
Mari kita berpikir seperti raja yang terpilih diatas. Berpikir bahwa sesuatu haru diperjuangkan dengan KEJUJURAN dan kearifan akan keberadaan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa.
Insya Allah, kita akan menjadi pemenang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar