Manakala seseorang berada pada posisi yang tidak menguntungkan dan cenderung akan dipersalahkan, maka orang tersebut akan "buang badan". Sebuah istilah yang tidak bermakna sebenarnya (membuang badan/tubuh) , tetapi bermakna bahwa ; orang tersebut seolah-olah tidak tahu menahu, atau hanya ikut-ikutan, dan yang bertanggung jawab adalah ORANG LAIN !
Bagi yang terbiasa, saat "buang badan" menjadi waktu yang "ngeri-ngeri sedap" (kata orang Medan) -- ngeri kalau ketahuan bohongnya, sedap kalau berhasil mengelabui lawan bicara.
Entah kenapa, fenomena buang badan seringkali dilakukan, tanpa merasa ada yang salah.
Alasan tidak tahu, lupa, atau tidak terlibat, bahkan mengatakan "hanya korban" merupakan wujud tindakan BUANG BADAN.
Pembaca yang berbahagia...
Jika ditelaah, mengapa ada yang "buang badan" -- adalah karena yang bersangkutan tidak siap dengan kondisi terburuk yang mungkin diperoleh dari sebuah tindakan yang dilakukan. Yang bersangkutan tidak mampu memetakan risiko terjelek yang akan terjadi, sehingga tidak mempersiapkan mental dalam menghadapi kemungkinan tersebut. Kurang/tidak adanya komitmen juga menjadikan seseorang dengan tanpa bersalah melakukan buang badan.
Jika telah menyadari kemungkinan buruk yang terjadi dan memiliki komitmen, rasanya tidak akan terjadi buang badan.
Buang badan adalah tindakan negatif, tercela, tidak bertanggung jawab, pengecut, dan memperlihatkan kekurangberimanan mereka yang melakukan.
Lalu jika ada yang berhasil dengan cara "buang badan" nya, apakah bisa kita katakan bahwa buang badan adalah tindakan yang bisa dipakai ?
Sadarilah, bahwa buang badan mungkin saja berhasil, lalu apakah "ruh"nya juga ikut ?
Badan mungkin bisa dibuang, tetapi jiwa/ruh yang melekat tidak akan pernah bisa dibuang !
Artinya, kesalahan yang bisa ditutupi akan ketahuan juga pada akhirnya.
Karena jiwa/ruh yang saat itu ikut melakukan "kejahatan/kejelekan" itu tidak pernah yang namanya melakukan "buang jiwa/ruh".
Sederhananya, saya ingin menyampaikan bahwa jika anda berhasil "buang badan" dengan tidak mengakui hasil perbuatan anda atau malah kemudian melemparkan kesalahan/tanggungjawab itu ke orang lain, maka NANTI (cepat atau lambat) anda akan mempertanggungjawabkannya.
Pertanggungjawaban di dunia mungkin lebih baik dilakukan, karena memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri dan menyesali kesalahan tersebut (tobat).
Daripada anda lepas dari "hukuman dunia" tetapi harus bertanggungjawab nanti di akhirat !
Na'udzubillahiminzalik !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar