Rabu, 23 Januari 2013

Mata Air Keteladanan

Hari Senin, 12 Rabi'ul Awal Tahun Gajah atau jika di konversi ke tahun masehi berkisar tanggal 20 atau 22 April 571 M, merupakan hari yang diyakini sebagai kelahiran Rasulullah SAW. Meskipun ada juga beberapa pendapat yang berbeda, tetapi sebagian besar kita meyakini tanggal tersebut sebagai waktu kelahiran Nabi Agung, penutup para Nabi.
Semoga rahmat dan keredhaan Allah tercurah kepada beliau.

Seremoni maulid Nabi semestinya tidak hanya sekedar menjadi acara rutinitas yang kehilangan ruh. Tetapi peringatan maulid Nabi menjadi momen untuk kembali meneladani dan mengamalkan sunnah beliau.
Meneladani beliau harusnya FULL. Tidak setengah-setengah.
Uswatun hasanah untuk kehidupan dunia dan akhirat kita.

Pembaca yang berbahagia..

Beliau merupakan telaga kebaikan.
Mata Air Keteladanan yang mampu memberikan kepuasan atas dahaga kita terhadap sosok pemimpin yang amanah dan penuh kebaikan. Pemimpin yang peduli umat (bahkan ketika ajal mendekati, beliau memanggil "ummati...ummati" -- sebagai wujud kepedulian beliau terhadap umatnya jika ditinggal nanti).
Pemimpin yang bebas korupsi. Pemimpin yang adil.

Jika kita ingin menjadikan beliau contoh sebagai sosok bukan pemimpin. Maka beliau juga merupakan orang yang PALING PANTAS DITELADANI !

Adalah sesuatu yang mencari-cari alasan, jika kemudian kita berdalih :..."gak mungkinlah kita seperti beliau. Beliau kan Nabi..."
Iya pembaca..kita tidak mungkin menjadi Nabi. Karena beliau adalah nabi terakhir.
Tetapi kita dapat menteladani bagaimana beliau mensikapi hidup dan kehidupan ini.
Kita dapat mengikuti bagaimana akhlak beliau kepada Tuhan YME , kepada sesama manusia, kepada sesama makhluk lainnya.
Kita bisa !

Mata Air Keteladanan yang beliau wariskan kepada kita tidak akan habis-habisnya.
Jika kita memiliki niat ikhlas untuk mengikuti. Istiqamah dan pantang menyerah.
Insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar