Jumat, 31 Agustus 2012

Sekolah/Kampus Sebagai SPBO sekaligus SPBI

Salam Untuk Pembaca Semua..

SPBU bagi kita semua mungkin sudah tidak asing lagi. Khususnya di kota-kota besar atau jalur yang ramai kendaraan, berdiri yang namanya SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum). Pada waktu-waktu tertentu , antrian kendaraan yang mengisi bensin, solar, atau pun premix (jika ada) sampai mengular panjang.
Sekolah/Kampus sebagai sarana pendidikan juga tidak jauh berbeda. Banyak dan ramai untuk diisi dan dikunjungi oleh mereka yang haus akan ilmu pengetahuan.Walaupun tidak tertutup kemungkinan ada yang sepi peminat.

Tulisan kali ini mencoba sedikit memodifikasi akroniom SPBU menjadi SPBO dan SPBI dan mengkaitkannya dengan dunia pendidikan. Semoga postingan ini bermanfaat bagi kita semua.

Sebagian besar sekolah/kampus yang ada, [dengan tidak mengikutkan sekolah/kampus yang menganut sistem pendidikan comprehensive , seperti pondok pesantren modern, ataupun sekolah/kampus sistem boarding yang juga saat ini sudah semakin banyak memperhatikan asupan selain keilmuan an sich bagi peserta didiknya] , maka hanya menjadi SPBO. Stasiun Pengisian Bahan Bakar Otak. Artinya, lembaga pendidikan tersebut semata-mata HANYA menjadi stasiun/tempat transfer ilmu pengetahuan yang nota bene mengisi "otak" ! Meskipun ada yang berpendapat bahwa setidaknya terdapat 3 (tiga) ranah yang akan terpengaruh, yaitu KOGNITIF , AFEKTIF, dan PSIKO-MOTOR, tetapi kenyataannya aspek Kognitif saja yang diperhatikan.

Setidaknya dengan berbondong-bondongnya para siswa/mahasiswa untuk mengejar nilai tinggi, walaupun dengan menghalalkan segala cara. Saya tidak asal menuduh, tetapi pemberitaan dan kasus yang bermunculan sudah cukup bagi kita sebagai bukti masih belum berhasilnya pendidikan kita. Selain fenomena tersebut, polah siswa/mahasiswa yang lebih bangga dengan tawuran dan tindakan anarkisnya (setidaknya dengan kasus-kasus kekerasan yang semakin marak, selain tindakan amoral lainnya) , juga semakin memiriskan.

Saya tidak serta merta mengatakan tidak ada yang berhasil. Cukup banyak yang membawa harum nama bangsa Indonesia dengan karya dan prestasinya. Tetapi dengan penduduk diatas 200 juta, hal tersebut tenggelam dengan prestasi buruk yang tak henti-hentinya diukir. (apakah ini yang menyebabkan prestasi Indonesia sebagai negara yang korup juga tidak henti-hentinya ?)

Mungkin kita semua mencoba kembali memposisikan sekolah/kampus tidak hanya sebagai SPBO tetapi juga sekaligus SPBI (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Iman). Dengan menerapkan sistem pendidikan yang tidak membuat peserta didik lupa sebagai makhluk Tuhan dan senantiasa memelihara keimanannya, maka saya berkeyakinan, Insya Allah, akan banyak perbaikan yang terjadi.

Lalu bagaimana melaksanakannya ? Saya pikir usaha kearah situ sudah banyak dilakukan. Pendidikan Karakter, UU Pendidikan yang komprehensif, dan berbagai "menu" lainnya telah dicoba dilaksanakan. Konsep SPBI ini juga tidak jauh berbeda, namun ibarat sebuah stasiun pengisian bahan bakar, ide dari SPBI ini adalah , bahwa pengisian Bahan Bakar tersebut harus dilakukan secara tepat, pada "pompa" yang tepat dan dengan "bahan" yang murni.

Kompeten, Profesional, dan Ikhlas menjadi kunci sisi sumber daya manusianya.
Lengkap, Terawat, dan Sesuai Perkembangan Zaman menjadi kunci sisi sarana dan prasaranya.
Bersih dan Murni, menjadi kunci sisi aspek konten yang diberikan.
Penuh Perhitungan dan Evaluasi ('tera') yang berkesinambungan menjadi kunci kontinuitas pengelolaan.

Semoga kita bersama bisa melaksanakannya. Bukan sesuatu yang mudah tentunya. Tetapi kita, Insya Allah, sudah tahu caranya, tinggal KEMAUAN untuk melaksanakannya. Mari sebagai pengajar kita berikan keteladanan sedangkan sebagai yang belajar kita bersihkan "tangki" kita sembari mewaspadai apakah ada bahan bakar yang tidak murni yang dimasukan.

Fastabiqulkhairat !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar