Selasa, 04 September 2012

Ketika Alice Tidak Tahu Mau Kemana

Bagi penikmat cerita fiksi/dongeng tentu pernah mendengar kisah Alice di negeri ajaib (Alice in Wonderland). Karya Lewis Carroll, penulis kebangsaan Inggris, ini telah diangkatkan ke bentuk film kartun maupun layar lebar (terakhir saat Hollywood mengangkatkannya dengan pemain salah satunya, Johny Deep). Postingan saya kali ini bukan bercerita tentang film tersebut, tapi membahas tentang salah satu bagian cerita yang pernah ada dalam cerita Alice in Wonderland.

Dikisahkan, pada satu waktu saat berjalan Alice menemui jalan yang bercabang dua arah. Satu ke kiri, yang lainnya ke bagian kanan. Alice bingung untuk melanjutkan langkahnya. Di tengah keraguannya, dia melihat seekor kucing yang sedang "nongkrong" pada salah satu dahan pohon di persimpangan jalan tersebut. Karena settingan negerinya ajaib, maka Alice tidak ragu bertanya ke sang kucing (Alice yakin bisa berkomunikasi dengan bahasa kucing, atau kucing tersebut bisa berkomunikasi dengan bahasa manusia).
 Terjadilah dialog:
"Ma'af tuan Kucing, jalan yang ke kiri ini kemanadan jalan yang ke kanan ini kemana?" tanya Alice.
Kucing tersebut, yang dalam literatur disebut Cheshire Cat (mungkin ini mengambil nama dari tempat kelahiran sang penulis cerita, Cheshire) , lantas menjawab dengan kalimat berikut :
"Memangnya kamu mau kemana Alice?" - balik bertanya sang kucing yang saking ajaibnya negeri itu telah mengetahui nama anak perempuan yang bertanya tersebut.
" Saya tidak tahu mau kemana!" balas Alice
"Jika kamu tidak tahu mau kemana, maka tidak ada bedanya jalan ke kiri atau ke kanan tersebut !"

Pembaca yang berbahagia..
Apa yang dapat kita ambil hikmah dari potongan cerita diatas adalah URGENSI SEBUAH RENCANA !
Disaat Alice tidak memiliki rencana mau kemana, maka apa yang akan ditemuinya tidak berarti apa-apa. Lain soal, jika Alice tahu tujuan yang ingin di capainya. Sehingga , saat sang kucing menjawab ; bahwa tidak ada bedanya jalan apa pun yang dia tempuh, maka makna lainnya adalah apa pun yang akan terjadi/dihadapi Alice nantinya tidak memberikan efek apa pun. Alice akan tidak bisa mengukur nantinya, apakah perjalanan yang dia tempuh memberikan manfaat bagi dirinya.

Jika dianalogikan ke kehidupan kita, maka sebagai makhluk yang telah diberikan kelebihan dibanding makhluk Tuhan lainnnya (bahkan dalam QS AT-Tiin , kita tahu : bahwa Allah menciptakan kita dalam bentuk sebaik-baik kejadian) , maka sudah SEHARUSNYA kita memiliki RENCANA / TUJUAN YANG JELAS. Mau dibawa kemana hidup kita ini? Apa yang menjadi target saya di tahun mendatang ? Atau bagi mahasiswa, berapa target IP yang harusnya saya raih di semester depan ? dan seterusnya...

Jika tidak, maka kita tidak akan mengetahui apakah waktu/perjalanan kita telah memberikan pengaruh yang positif terkait RENCANA kita tersebut. Disaat para mahasiswa tidak ada mensetting target IP untuk semester depan, maka perkuliahan atau pun ujian/quiz atau yang lainnya , hanya sekedar rutinitas biasa.

Berbeda halnya , ketika kita memiliki RENCANA IP yang jelas, disaat perkuliahan mulai mengarah ke hal yang tidak sejalan dengan target pencapaian IP kita, maka kita akan sedini mungkin melakukan tindakan perbaikan/korektif. Berbagai aplikasi lainnya, saya yakin para pembaca dapat menganalogikannnya.

Dalam bisnis pun demikian, sebuah organisasi bisnis (atau perusahaan) HARUS memiliki visi yang jelas,agar pengorbanan ekonomi yang dilakukan betul-betul nantinya membawa ke arah yang benar. Jangan sampai, disaat sumber daya habis terpakai, hasilnya tidak jelas apa! Market share tidak tahu bertambah atau tidak, image pun tidak tahu meningkat apa tidak, dan seterusnya.

Mari kita mencoba memiliki arah tujuan/rencana yang jelas agar kehidupan ini kita lakoni dengan sebaik-baiknya.

Salam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar