Sabtu, 17 November 2012

Masalah Mas Alan

Alan Sudjestero Jayakesuma nama lengkapnya. Putra Jawa kelahiran Sumatera. Dipanggil Mas Alan, sebagai tanda bahwa laki-laki yang sudah mulai terbiasa bahasa Melayu ini merupakan keturunan negeri seberang. Tokoh kita dalam postingan ini memang murni rekaan, sehingga jika ada kesamaan cerita dan nama, mohon dimaklumi.

Mas Alan sedang menghadapi persoalan pelik. Berkaitan dengan "bagaimana seharusnya ia bersikap di tempatnya bekerja". Betapa tidak, dalam organisasi tempat ia bekerja "sepertinya" sudah biasa dilakukan penandatanganan form absensi/kehadiran sebuah acara, TETAPI acara itu sendiri masih belum terselenggara. Atau ia diminta juga menandatangani bukti penerimaan honor sebagai panitia pelaksana, sementara acaranya sendiri TIDAK begitu adanya.
Alasan yang disampaikan bagian keuangan adalah karena "kita perlu menaikkan dulu anggaran ini !" atau " kalau tidak ditandatangani, nanti tidak diproses dana yang diusulkan !" atau " hari ini adalah tenggat waktu memasukkan anggaran kegiatan, jadi tandatangani saja dulu biar kegiatan kita terlaksana !" dan berbagai kalimat lainnya.

Mas Alan betul-betul menghadapi dilemma. Antara suara hati dengan keinginannya untuk juga tidak menghambat prosedur yang terjadi , agar "mereka-mereka" yang berhak dalam pelaksanaan sebuah kegiatan dapat menerima hasil keringat mereka pada waktu yang semestinya (bukankah Nabi mengatakan ; bahwa bayarlah upah seseorang sebelum kering keringatnya ?!)
Masalah Mas Alan mungkin juga pernah kita hadapi !

Dalam menghadapi masalah, ada 3 (tiga) hal yang MUNGKIN akan dilakukan seseorang, ketiga hal tersebut kita singkat dengan 3"F":

1. Bersikap cuek dan tidak mau tahu dan bahkan seperti di "freeze". Terdiam , tidak tahu mau melakukan apa, dan pada akhirnya menganggap hal itu sebagai sesuatu yang TIDAK ada implikasinya. Mereka bersikap masa bodoh dan tidak peduli, seolah-olah tidak ada terjadi "sesuatu" ditengah mereka.

2. Menghindari masalah ("flight").Bagi mereka persoalan yang dihadapi hanya akan selesai jika mereka lari dari hal tersebut. Bagi yang terikat bekerja di organisasi seperti Mas Alan, tentunya "lari" bukan sebuah penyelesaian. Masalah lain akan muncul begitu masalah sebelumnya "dianggap" selesai.

3. Menghadapi masalah tersebut ("fight"). "Perlawanan" masalah yang dihadapi bisa dilakukan secara "cerdas" dan "tidak cerdas". Menghadapi dengan ketidakcerdasan hanya akan membawa masalah baru. Tetapi menghadapi dengan CERDAS, dimana cara/strategi yang diambil betul-betul "terukur dan penuh perhitungan", Insya Allah akan membawa ke penyelesaian yang baik.

Kembali ke Mas Alan, apa yang dapat ia lakukan ?
Lari tidak mungkin, bersikap seolah-olah tidak ada masalah juga tidak mungkin.
Cara satu-satunya adalah MELAWAN !
"Menghalalkan cara yang tidak benar" untuk sesuatu yang "benar" bukanlah sebuah KEBENARAN.
Artinya : Jika ingin sesuatu yang benar, lakukan dengan cara yang benar -- do the right thing in the right way !

Persoalan "anggaran" bukanlah persoalan yang TERBURU-BURU
Dari namanya saja, "anggaran" adalah sesuatu yang terencana. Sehingga jika kegiatan yang ingin dilaksanakan, baru dibuat "anggarannya" maka there's something wrong !
Lalu berkaitan dengan menandatangani sebuah daftar hadir yang Mas Alan sendiri mungkin tidak hadir, atau acaranya sendiri hanya "satu" hari TETAPI tandatangan untuk "dua" hari (misalnya) -- maka bukankah ini SEBUAH KEBOHONGAN ?!

Mas Alan memahami "bagaimana kesulitan rekan-rekannya" di bagian anggaran atau para panitia kegiatan yang HARUS pandai-pandai. Tetapi apakah SELAMANYA harus "kucing-kucingan" seperti itu ? [kucing saja tidak mau main kucing-kucingan terus, pen :)]

Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah ; merencanakan betul setiap kegiatan yang ingin dilakukan beserta RAB-nya (rencana anggaran biaya) , kosnsisten untuk melaksanakan apa yang telah direncanakan, saling mengingatkan dalam kebenaran , jujur kepada diri sendiri , dan meyakini bahwa KEBERHASILAN KEGIATAN bukan dari terlaksananya acara/kegiatan tersebut atau tidak --tetapi dari KEBERKAHAN acara tersebut !

Mas Alan yakin, masih banyak orang-orang baik di luar sana. Yang mau melakukan sesuatu yang benar dengan cara yang benar, karena ia yakin "setiap sesuatu yang HARAM jika sampai masuk perut, maka amalannya akan tidak diterima 40 hari lamanya" , lalu jika tiap bulan ada saja yang seperti itu, bukankah berarti SEUMUR HIDUP amalannya tidak diterima?

Mas, panjeunengan ora sorangan
Save Mas Alan

Wallahu''alam bisshawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar