Jumat, 12 Oktober 2012

Tawur Ngawur

Awalnya postingan ini akan diberi judul "Never Ending Tawuran?". Tetapi karena terkesan lebay, maka judulnya diganti. Alasan dikatakan berlebih-lebihan karena saya percaya, Insya Allah, masalah tawuran yang terkesan "gak ada matinya" ini, akan dapat berakhir, jika ......
[nanti kita akan bahas dibagian belakang]

Tawuran yang makin merajalela dan meratulela ini (karena tidak saja laki-laki, tetapi yang putri pun ada yang terlibat)sudah tidak lagi sebatas pelajar sekolah menengah (meskipun tetap menjadi "pelaku" terbesar) tetapi sudah menjadi habit juga bagi mahasiswa (kaum terpelajar di perguruan tinggi). Eks siswa yang menyandang gelar maha_siswa. Na'udzubillahiminzalik !

Tewasnya 2 (dua) mahasiswa UMM (Makassar) akibat "perang" dua fakultas di kampus yang sama telah menambah panjang KEBODOHAN yang ditunjukkan mereka-mereka yang harusnya menunjukkan KEPINTARAN. Ironis. Tragis !

Apa pun alasannya, tindakan kekerasan, anarkis, bahkan sampai menghilangkan nyawa seseorang tidak dapat lagi dianggap sebagai fenomena yang nantinya akan hilang sendiri. TIDAK !

Permasalahan tawuran merupakan masalah BERAT yang menurut saya, selevel dengan KORUPSI. Karena sama-sama merusak bangsa, menyengsarakan rakyat, memilukan hati para orangtua, dan menempatkan negara Indonesia ke posisi yang dipandang "rendah" oleh bangsa/negara lain.

Saya bukan pakar psikologi, tetapi saya terlibat dengan mahasiswa. Sehingga peristiwa-peristiwa tawuran pelajar dan mahasiswa yang terjadi akhir-akhir ini, membuat saya khawatir menjadi WABAH yang akan merusak dan mempengaruhi pelajar/mahasiswa yang lain. Perhatian seluruh pihak (orangtua, lingkungan, otoritas kampus, kaum cerdik-pandai, negara, dan lainnya) DIMINTA betul untuk menyelesaikan masalah bersama ini.

Untuk itu, sebagaimana yang saya sampaikan diawal, saya percaya masalah tawuran ini dapat terselesaikan jika dan hanya jika :

1. Para orangtua di rumah memberikan keteladanan dan mendidik anak-anak mereka dengan benar dan baik. JANGAN PERNAH MEMBERI MAKAN DARAH DAGING KITA DENGAN UANG HARAM (hasil korupsi). Tentu saja bukan saja anak, istri, atau keluarga, diri anda pun sebagai orangtua jangan pernah memakan uang haram

2. Lingkungan dan masyarakat sama-sama menjadi "area" yang bersih dan menyejukkan.

3. Pihak sekolah betul-betul menjadi sarana pendidikan yang tidak hanya mementingkan otak, tetapi juga iman dan keteladanan {lihat postingan saya yang berjudul Sekolah/Kampus sebagai SPBO sekaligus SPBI]

 4. Pemerintah (baik daerah maupun pusat) selalu mengevaluasi kebijakan-kebijakan bidang pendidikan (KURIKULUM dan lainnya) sekaligus juga mengeliminasi sampai habis hal-hal yang dapat mempengaruhi pelajar/mahasiswa kita, diantaranya ;
>> tayangan TV yang tidak mendidik (pornografi, kekerasan, dan yang negatif lainnya)
>> peredaran narkoba
>> seks bebas

5. SINERGI seluruh pihak MUTLAK diperlukan !

Mari kita SERIUS mencari SOLUSI masalah ini.
Wajar jika Pak Tono (guru di Jawa Barat) sampai mengatakan sakit hati dengan tawuran pelajar--sampai kemudian beliau mengarang lagu anti-tawuran.
Apa yang bisa kita lakukan untuk selesainya "masalah barbar ini", mari kita lakukan !

Jangan pernah kemudian kita menganggap bahwa masalah ini akan selesai dengan sendirinya.
Jangan pernah mengandalkan penyelesaian masalah ini oleh salah satu instansi.
Jangan pernah menganggap bahwa masalah tawuran ini adalah karena keteledoran satu pihak
Kita semua sedang melihat nasib bangsa ini beberapa puluh tahun kedepan --lewat TAWURAN generasi muda kita !
Apakah anda akan tinggal diam ?
Apakah kita menunggu untuk BERBUAT ketika korbannya adalah keluarga kita ?

Tawur Ngawur , kita , END =======

[saya sempat mencari akar katanya, tetapi internet tidak/belum bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Bahkan kata tawur merupakan jajanan khas Jepara, disebut juga kawur -- wikipedia.org)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar