Kamis, 27 September 2012

Forecasting>>Sales Budget>>Unit to be Produced Budget (Part 1)

Setelah gambaran besar (big pictures) anggaran disampaikan pada postingan terdahulu, maka saya akan mencoba mengulas berkaitan dengan forecasting, kemudian budget (anggaran) penjualan, dan budget unit yang diproduksi. Mudah-mudahan bisa memberikan pemahaman bagi para pembaca.Insya Allah..

Sebelum menyusun budget penjualan (sebagai starting point dalam forecasting budget) , maka sesuai namanya, kita memang PERLU melakukan sebuah forecast (peramalan). Istilah "ramalan" kurang terdengar ilmiah karena lebih terkesan ahli nujum, maka kita pakai istilah prediksi/perkiraan. Forecast terhadap nilai penjualan ini secara umum dapat dikelompokkan melalui 2 cara :
a. Qualitative Approach (pendekatan kualitatif) -- atau kadang disebut non-statistical method, karena lebih mendasarkan pada opini/pendapat sesorang atau lebih. Pendekatan ini lebih subjektif, dan kadang sulit untuk distandarkan dalam pengukurannya
b. Quantitative Approach (pendekatan kuantitatif). Cara yang lebih objektif karena memakai pendekatan statistik yang baku (sehingga disebut juga statistical method).

Prediksi dengan cara statistik sangat banyak, mulai yang sederhana sampai yang terkesan kompleks (sophisticated). Metode sederhana namun cukup bisa memberikan gambaran proses/langkah forecasting adalah metode moment dan least square (kuadrat terkecil)

Penerapan kedua metode ini memerlukan sebuah persyaratan : DATA MASA LALU (historical data) - berkaitan penjualan --karena dalam konteks ini adalah ingin memperkirakan nilai penjualan.
Seandainya perusahaan tersebut baru berdiri, maka data masa lalu dapat memakai data perusahaan sejenis / data industri. Terkadang mereka yang baru mulai usaha menggunakan pendekatan zero based budgeting (Insya Allah dibahas pada postingan yang berbeda).

Secara teknis, saya tidak akan membahas metode-metode diatas (moment dan least square), namun saya akan menggarisbawahi beberapa hal :

1. Hasil forecast kedua metode (paling tidak jika historical datanya sama atau diatas 4 periode/tahun, n>=4) , akan memberikan HASIL yang sama.
2. Nilai forecast kedua metode PASTI tidak akan berbeda jauh dari rentangan historical datanya. (Misal, jika data masa lalu ada diantara 1800-1900 ,misalnya, maka hasil forecast tidak mungkin diatas 2000, atau dibawah 1800).
3. Kedua metode sama-sama menggunakan formula rumus yang sama, bedanya, "peletakan" nilai X. Jika moment memulai dari 0 (kemudian naik 1 kedata berikutnya), maka least square HARUS membagi data menjadi dua bagian sama banyak terlebih dahulu, dan perhatikan apakah datanya ganjil (n=3,5,7 dst) atau datanya genap (n=4,6,8, dst) -- dengan syarat sigma HARUS 0
4. Nilai prediksi Y' , akan diperoleh setelah nilai X tahun yang diprediksi diganti dengan angka yang BENAR. Tidak perlu mengubah-ubah posisi nilai X (untuk metode least square). Tinggal dilanjutkan saja ! [artinya jangan sampai kemudian menjadikan sigma X = 0 saat sudah memasukkan nilai X untuk tahun yang diprediksi)

Memahami  kedua metode TIDAK BISA dengan dihafal, tapi mesti banyak latihan !

Setelah memperoleh Y' (sales yang diprediksi untuk tahun yang diingin dibuat budgetnya -- catatan : jika historical datanya bulanan, maka Y' juga untuk satu bulan, jika historical datanya triwulan, maka Y' juga untuk triwulan, demikian seterusnya) , maka angka itulah yang akan menjadi TOTAL unit dalam SALES BUDGET (budget penjualan).

...to be continued !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar