Selasa, 11 September 2012

Kisah Belalang Gua

Dikisahkan pada suatu hari seekor belalang yang biasa hidup di dalam gua tidak menyadari kalau dirinya sudah berada diluar gua yang biasa ia tinggali. Rasa penasaran terhadap lingkungan yang baru dan suasana yang lain tersebut, mendorongnya untuk terus melompat, Dengan penuh semangat dan hati suka cita, belalang tadi pun semakin jauh meninggalkan gua yang telah ia tempati sejak ia kecil.

Ditengah perjalanan, ia kemudian bertemu dengan sekawanan belalang lain, yang melompat-lompat ditengah lapangan yang ia tempuh. Satu hal yang membuat belalang gua tersebut terperangah adalah LOMPATAN belalang lain itu JAUH LEBIH TINGGI dari lompatan yang bisa ia lakukan.

"Ma'af kawan, bolehkah aku bertanya" rasa penasaran membuat ia lantas bertanya pada seekor belalang yang ada di sekitar situ
"Ada apa sobat, silahkan mau bertanya apa" dengan ramah belalang lain itu menjawab
" Mengapa kalian bisa melompat begitu tinggi dan begitu jauh, aku tidak bisa melompat setinggi dan sejauh itu ! Padahal tidak ada beda antara diriku dengan kalian"
"Ma'af sobat, sepertinya anda bukan berasal dari sekitar sini ya?" balik bertanya si belalang yang "asli" daerah itu
"Benar, aku datang dari gua yang ada di sebelah sana"
"Ooo.. menurutku itulah yang menyebabkan lompatan kita berbeda!"
"Maksudnya ?" begitu penasaran belalang gua tadi menunggu alasan yang akan disampaikan.
"Iya..karena anda biasa hidup di dalam gua, maka lompatan anda tidak setinggi kami. Karena anda dibatasi oleh dinding dan langit-langit gua. Sedangkan kami, begitu luasnya padang rumput yang dapat kami jangkau dengan lompatan kami. Bisa sedemikian tinggi dan jauhnya!" memberi penjelasan belalang yang tadi ditanya oleh belalang gua.
Belalang gua tadi terdiam, dan menyadari kelemahannya.

Pembaca yang berbahagia..

Cuplikan cerita diatas adalah pemisalan kehidupan yang kita jalani.
Banyak diantara kita yang "alah bisa karena biasa" , yaitu dengan kebiasaan yang kita jalani maka akan diperoleh kepandaian yang menjadi SKA kita (skill-knowledge-attitude) kita. Ketika kita biasa di lingkungan yang persaingannya rendah, maka SKA kita juga biasanya menyesuaikan.

Tetapi ketika kita "hidup" dan terbiasa pada kondisi yang persaingannya tinggi, maka kemampuan kita (baca SKA) juga akan menyesuaikannya. Artinya lingkungan mempengaruhi pembentukan kemampuan pada diri kita.

Mungkin pepatah "seperti katak dalam tempurung" pernah kita dengar. Pepatah yang bermakna bahwa ketika seseorang hidup dalam lingkungan yang sempit (itu-itu saja), maka kemampuannya hanya sebatas itu. Seolah-olah dirinya hebat, tetapi sebenarnya hebatnya hanya sebatas itu. TIDAK LEBIH. Ketika dibawa ke lingkungan dan persaingan yang lebih besar maka baru diketahui betapa "kerdilnya" diri dan kemampuannya

Begitulah , kehidupan yang kita jalani hendaknya bisa membuat kita senantiasa melakukan evaluasi diri. Apakah saya sudah betul-betul berada pada lingkungan yang akan memaksimalkan kemampuan diri saya ?
Jangan sampai seperti belalang gua, yang karena terbiasa hidup didalam gua, maka kemampuan lompatannya hanya "menjadi" setinggi dan sejauh itu. KARENA TIDAK DILATIH untuk kondisi yang lebih menantang.

Seandainya kita terlena dengan kondisi "gua" seperti diatas, yang dalam hal ini bisa berupa : LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL, TEMAN BERMAIN, KEBIASAAN RUTIN YANG DIJALANI, dan lain-lain, maka kita sebenarnya membentuk kemampuan kita pada level yang tidak maksimal.

Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) pernah mengatakan, bahwa percepatan dapat dilakukan dengan memasuki sebuah sistem yang kondusif. Ibarat cerita seekor serangga yang mau pergi ke sebuah tempat yang jauh dengan cepat, maka ia bisa masuk ke sebuah mobil yang akan menuju tempat yang ia tuju. Serangga itu Insya Allah  akan cepat serta selamat sampai di tempat.

Tentu saya tidak mengatakan bahwa anda harus pindah dari tempat tinggal sekarang, atau tidak lagi berteman dengan kawan-kawan sekarang. Bukan begitu ! Tetapi cobalah di analisa , apakah banyak faktor-faktor di sekeliling anda yang membuat anda terlena ? Tidak tertantang ? Jika iya, maka secara "cerdas" anda harus melakukan upaya perbaikan dengan tetap menjaga silaturrahim. Jangan dipaksakan. Tetapi lakukanlah perbaikan itu dengan perlahan, konsisten, dan senantiasa memohon bantuan dari Allah SWT untuk memperlancar dan meredhai ikhtiar yang anda lakukan..


Saya mengajak kita semua, terutama untuk diri saya sendiri, mari kita tidak menjadi belalang gua, yang terheran-heran melihat kemampuan belalang lain, karena tidak membiasakan diri dalam lingkungan/kondisi yang bersain.
Bagi mahasiswa (sebagai contoh), begitu keras dan tajam persaingan yang akan dihadapi ketika mencari pekerjaan, jangan sampai "terheran-heran" kenapa saingan anda nanti begitu fasihnya berbahasa inggris, begitu piawainya berkomputer, atau begitu jagonya berbicara, dan lain-lain. Bentuklah diri anda dari sekarang dengan berlatih, bergabung dengan mereka-mereka yang juga ingin melakukan percepatan, dan membiasakan diri untuk siap menghadapi tantangan-tantangan yang akan memaksimalkan Skill-Knowledge-Attitude anda.

Mari berlomba-lomba dalam kebaikan !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar